ayahdan ibu merupakan harta yang sangat berharga untuk anak anaknya. mereka bagaikan berlian yang sangat berarti untuk anak anaknya. seburuk apapun seorang anak, senakal apapun seorang anak, sejahat apapun seorang anak, mereka tidak akan melupakan jasa jasa orang yang sangat dicintainya, dua manusia yang selalu ada disaat anak
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup karena bantuan orang lain. Di dunia ini, tidak ada keberhasilan yang dicapai seseorang kecuali karena adanya orang lain yang berperan penting di dalamnya. Ustadz Faishal Kunhi dalam laman Facebook-nya mengatakan demikian أطعم كلبا لثلاثة أيام وستذكرك ثلاث سنوات و أطعم إنسانا لثلاث سنوات وستذكرك ثلاثة أيام baca juga Hukum Merayakan HUT RI Menurut Kiai Ma'ruf Khozin Kongres Mujahid Digital, MUI Gelar Berbagai Lomba Berhadiah Jutaan Rupiah Wakil Ketua MUI Merdeka Adalah Menjaga Kemaslahatan Bangsa Artinya “Memberi makan anjing selama tiga hari, maka ia akan mengingatmu dalam 3 tahun dan memberi makan manusia selama tiga tahun, maka ia akan mengingat kebaikanmu 3 hari saja." Binatang anjing yang diken manusia sebagai bintatang yang nanis memiliki keistimewaan. Ia banyak memiliki kelebihan. Di antaranya adalah sebagai berikut 1. Penyayang kepada majikannya bahkan melebihi sayang orang tua kepada anaknya; 2. Tidak memilki rumah kecuali rumah majikannya, ini adalah simbol dari ketawakkalan yang total; 3. Tidak tidur di malam hari kecuali sedikit karena setia menjaga majikannya Jika anjing saja yang kita sebut-sebut sebagai binatang yang najis setia dan tidak lupa dengan jasa majikannya, maka manusia sebagai makhluk berakal hendaknya sangat jauh berbeda dalam hal mengenang jasa orang lain yang pernah ada pada dirinya. Tidak mudah melupakan kebaikan orang lain. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Meskizodiak ini ingin memaafkan seseorang, mereka kesulitan untuk melupakan apa yang orang lain lakukan padanya. Meski zodiak ini ingin memaafkan seseorang, mereka kesulitan untuk melupakan apa yang orang lain lakukan padanya. Kamis, 21 Juli 2022; Cari. Network. Tribunnews.com; TribunnewsWiki.com;
Ceramah Singkat Jangan Pernah Lupakan Kebaikan dan Jasa Orang LainMengingat Kebaikan Orang KafirMengingat Kebaikan Orang di Masa LaluJadilah Orang yang BersyukurVideo Ceramah Singkat Jangan Pernah Lupakan Kebaikan dan Jasa Orang Lain Demikian juga di antara sahabat atau orang yang ingin menebus tebusan adalah Jubair bin Muth’im radhiyallahu anhu. Ketika dia masih musyrik, dia pergi ke Madinah untuk menebus tebusan. Di antara kerabatnya ada yang tertawan dalam Perang Badar, maka dia pun pergi ke Madinah ingin menebus tawanan tersebut. Kemudian ternyata dia mendapati Nabi shallallahu alaihi wa sallam sedang shalat maghrib dan sedang membaca surat Ath Thur. Hingga beliau sampai pada ayat; أَمْ خُلِقُوا۟ مِنْ غَيْرِ شَىْءٍ أَمْ هُمُ ٱلْخَٰلِقُونَ “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan diri mereka sendiri?” QS. At-Tur[52] 35 Jubair bin Muth’im berkata, كَادَ قَلْبِى أَنْ يَطِيرَ “Hampir-hampir jantungku lepas.” Dan itu yang menjadi sebab dia tertarik dengan Islam. Kemudian akhirnya beliau pun masuk Islam. Kata beliau, وَذَلِكَ أَوَّلَ مَا وَقَرَ الإِيمَانُ فِي قَلْبِي “Itulah awalnya iman masuk ke dalam hatiku.” HR. Bukhari No. 4023 [1] Gara-gara mendengar satu ayat yang dibaca oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Mengingat Kebaikan Orang Kafir Setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam selesai shalat maghrib, Jubair bin Muth’im pun menemui Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dia masih musyrik. Kemudian dia berkata, “Ya Rasulallah, aku ingin menebus tawananku dari kerabatku.”, maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata لو كان المُطعم بن عديٍّ حيًّا ثم كلمني في هؤلاء لتركتُهم له “Seandainya Bapakmu Al Muth’im bin Adi masih hidup, kemudian datang berbicara kepadaku tentang ini Hai Muhammad, bebaskan mereka!’ Aku akan bebaskan mereka seluruhnya.” HR. Abu Dawud [2] Al Muth’im bin Adi meninggal dalam kondisi musyrik. Tetapi dia punya jasa besar terhadap Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dia termasuk yang berjasa untuk pembatalan shahifah الصحيفة ketika terjadi pemboikotan terhadap Bani Hasyim sebagaimana pernah kita jelaskan. Kemudian dia yang berbicara sehingga akhirnya surat perjanjian tersebut dirobek, dan akhirnya batallah pemboikotan tersebut. Dia juga orang yang memberikan jaminan suaka ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kembali dari Tha’if. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak lupa dengan kebaikan orang lain, meskipun orang tersebut adalah orang kafir. Bahkan beliau berkata, “Seandainya Bapakmu Al Muth’im bin Adi masih hidup, kemudian datang berbicara kepadaku tentang ini Hai Muhammad, bebaskan mereka!’ Aku akan bebaskan mereka seluruhnya.” Sebagaimana sudah kita sebutkan pada pertemuan yang sebelumnya, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ingat dengan kebaikan Abul Bakhtari. Demikianlah seorang muslim seharusnya. Siapapun yang berbuat baik kepadanya, maka dia harus ingat. Jangan dia lupakan meskipun sudah berlalu bertahun-tahun dan meskipun dia ada di golongan musuh. Mengingat Kebaikan Orang di Masa Lalu Kalau dia pernah berbuat baik, ingatlah kebaikan tersebut. Bukan sebaliknya. Seseorang sudah pernah berbuat baik sama kita kemudian sudah lewat lima atau enam tahun, kita lupa karena sudah bertemu dengan teman-teman baru. Tidak benar seperti itu. Jika ada orang yang pernah berbuat baik kepada kita, terutama di masa-masa sulit, harus kita ingat. Kita doakan mereka meskipun kita tidak pernah bertemu dengannya. Jangan kita lupakan mereka yang pernah punya jasa dalam kehidupan kita. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam saja tidak melupakan jasa orang-orang kafir. Apalagi orang-orang muslim yang punya jasa kepada kita di masa lalu di masa sulit kita. Maka jangan sampai kita lupakan. Saya Ustadz Firanda punya kawan, yang sekarang adalah seorang milyarder. Dia pernah bercerita kepada saya bahwa dahulu saat dia masih sulit miskin dan tidak punya apa-apa, dia pernah bekerja menjadi tukang sampai akhirnya matanya kena serbuk kayu atau serbuk besi. Namun dia tidak mempunyai uang untuk menyembuhkan matanya. Kemudian ada seorang temannya yang mempunyai sepatu baru dan temannya tersebut menjual sepatu barunya agar kawan saya itu bisa berobat. Sekarang dia telah menjadi milyarder, kemudian dia angkat kawannya tersebut menjadi orang yang penting di dalam perusahaannya. Jadilah Orang yang Bersyukur Jadi jangan lupa dengan kebaikan orang. Banyak orang yang baik yang berjasa banyak kepada kita. Kita tidak boleh melupakan itu semua. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ “Tidak dikatakan bersyukur pada Allah bagi siapa yang tidak tahu berterima kasih pada manusia.” HR. Abu Daud no. 4811 dan Tirmidzi no. 1954. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih [3] Lihatlah bagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ingat kepada jasa-jasa orang kafir. Orang kafir yang bahkan datang dalam rangka untuk memerangi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, yaitu Abul Bakhtari. Jika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengingat kebaikannya. Maka bagaimana halnya dengan orang-orang yang baik dari kalangan orang muslim? Tidak boleh kita lupakan. Video Ceramah Singkat Jangan Pernah Lupakan Kebaikan dan Jasa Orang Lain Mari turut menyebarkan ceramah singkat tentang “Jangan Pernah Lupakan Kebaikan dan Jasa Orang Lain” di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum.. Catatan [1] Sumber [2] Sumber [3] Sumber
Ingat tidak ada orang tua yang ingin dibalas jasa-jasanya ketika membesarkan diri kita, tetapi kita sebagai anak selalu ingatlah jasa para orang tua kita, agar kita selalu sadar bahwa tanpa jasa mereka, kita saat ini mungkin sudah tiada. Tak satu pun amalan kita yang bisa membalas jasa-jasa orang tua kita dalam membesarkan diri kita sampai
SEPERTI apa kisah Abdullah bin Umar yang tidak melupakan jasa orang lain? Suatu ketika, Abdullah bin Umar memberikan penghormatan kepada seorang lelaki asing di sebuah masjid. Hal tersebut dilakukan setelah Abdullah mengetahui kalau lelaki itu bernama Hajaj bin Aiman bin Ummu Aiman. Baca Juga Menjadi Abdullah bin Umar, Anak dari Umar bin Khattab ra. Orang-orang yang berada di masjid pun terheran. Kenapa orang ternama seperti Abdullah bin Umar memberikan penghormatan kepada orang yang namanya tak begitu banyak dikenal orang dan terlihat biasa-biasa saja. Abdullah mengatakan, “Lelaki itu adalah cucu dari Ummu Aiman orang yang begitu berjasa kepada Rasulullah. Kalau saja Rasul masih hidup, tentu Rasulullah akan mencintai orang itu, sebagaimana Rasul mencintai dan menghormati Ummu Aiman.” Apa yang dilakukan Abdullah bin Umar merupakan cerminan dengan apa yang dilakukan ayahnya, Umar bin Khaththab Sepeninggal Rasulullah. Abu Bakar dan Umar selalu mengunjungi Ummu Aiman, sebagaimana Rasulullah melakukan hal itu semasa hidupnya. Wanita berkulit hitam keturunan benua Afrika ini begitu mulia bukan karena kekayaannya, ilmunya, atau pun jabatannya. Barakah binti Tsa’labah atau Ummu Aiman menjadi sangat mulia karena jasanya yang begitu besar terhadap kehidupan Rasulullah. Dialah wanita yang paling lama menemani, menyaksikan, mengurus, melayani, melindungi, dan melakukan begitu banyak hal terhadap diri Nabi dari sahabat mana pun saat itu. Sejak Rasul masih balita, Ummu Aimanlah yang mengasuh Nabi. Begitu pun ketika ibunda Rasul, Aminah binti Wahab meninggal dunia saat dalam perjalanan dari Madinah menuju Mekah, Ummu Aimanlah yang melindungi Rasul dan membawa Rasul yang masih berusia 5 tahun untuk kembali ke Mekah. Padahal, usia Ummu Aiman waktu itu masih remaja. Dengan keberaniannya, ia berhasil menyelamatkan Rasul seorang diri dari kejaran petinggi Yahudi Madinah yang berniat akan membunuh Nabi terakhir. Ummu Aimanlah yang menenangkan Nabi ketika menangis saat ibunya meninggal dunia. Begitu pun ketika kakek beliau saw. meninggal dunia saat beliau berusia 8 tahun. Ummu Aiman kembali menenangkan Rasul ketika menangis di balik tempat tidur Abdul Muthalib. Ummu Aimanlah yang tiba-tiba menjadi ibu, pengasuh, sekaligus teman bermain Rasul ketika ayah, ibu, dan kakek Rasulullah saw. meninggal dunia. Ia pula wanita yang hampir tak pernah absen dalam jihad-jihad yang dilakukan Rasulullah saw. untuk memberikan pelayanan kepada Nabi dan perawatan kepada mujahidin yang terluka. Ia sudah bersama Rasul ketika beliau saw. masih balita, dan masih hidup di saat Rasulullah saw. meninggal dunia. Isteri dari Zaid bin Haritsah dan ibu dari Usamah ini meninggal dunia setelah sekitar 5 bulan Rasul meninggal. … Sebuah penghormatan kepada orang yang begitu berjasa kepada Rasulullah telah dilakukan Abu Bakar dan Umar, walaupun Rasul sudah tidak ada. Begitu pun yang dilakukan putra Umar, Abdullah bin Umar kepada keturunan dari Ummu Aiman. Hormati dan balaslah jasa orang yang telah berjasa kepada orang yang kita hormati, dan wariskanlah melalui orang-orang setelah kita. Begitulah teladan mulia dari orang-orang mulia. [muhammad nuh/Cms]
Aboutthis Course HTML and CSS Are the Tools You Need to Build a Website Coding for beginners might seem hard. However, starting with the basics is a great way to familiarise yourself with the syntax and the process of what it takes to create a website. Télécharger l'article Télécharger l'article Il est parfois difficile d'oublier une expérience traumatisante. Ces souvenirs peuvent affecter votre vie, vos relations et votre avenir. Certaines techniques peuvent cependant vous aider à vous débarrasser de votre anxiété. En dernier recours, un thérapeute peut aussi se révéler être la meilleure façon d'empêcher ces souvenirs d'affecter votre vie. 1 Comprenez la façon dont ces souvenirs affectent votre vie. Ils peuvent vous empêcher de vous concentrer sur le présent par exemple. Réfléchissez au temps que vous passez à ressasser ces souvenirs. Cela peut également vous empêcher de résoudre vos problèmes [1] . Par exemple, vous pouvez vous sentir démuni au travail alors qu'il vous serait facilement possible de trouver une solution. Ruminer peut également vous pousser à boire ou prendre des médicaments afin de faire taire ces pensées négatives [2] . Cela conduit également à des pensées négatives nourries par la dépression et l'anxiété [3] . 2 Observez l'incidence que ces pensées ont sur vos relations. Si ces souvenirs sont associés à une personne, il vous sera difficile de passer du temps avec elle. Ruminer d'anciens souvenirs peut également vous isoler de vos proches [4] . Se remémorer ces souvenirs peut vous empêcher de forger de nouvelles amitiés. Une mauvaise rupture peut par exemple vous rendre plus réticent à l'idée de vous remettre en couple [5] . 3 Déterminez si ces souvenirs vous empêchent de vous projeter dans l'avenir. Si vous vous concentrez uniquement sur votre passé, vous aurez moins d'énergie à consacrer au présent et à votre avenir. Les mauvais souvenirs répétitifs, en particulier les épisodes traumatisants, peuvent créer une impression d'impuissance et de négativité. Vous aurez ainsi la sensation que ces moments difficiles sont amenés à se reproduire [6] . Vous risquez de prendre moins soin de vous et de négliger votre avenir [7] . 4 Faites de la méditation afin de vous débarrasser de ces mauvais souvenirs. Vous vous concentrerez ainsi sur le moment présent et pourrez soulager votre anxiété [8] . La méditation vous permet de faire face à ces mauvais souvenirs, mais de choisir de vous tourner vers le présent afin de combattre vos pensées négatives. Concentrez-vous sur vos sensations physiques, sur la température ou la pression de vos pieds contre le sol. Cela vous permettra de ne plus penser à ces mauvais souvenirs. Vous pouvez également vous répéter des mantras positifs comme Je n'ai pas à penser à cela pour l'instant. » Publicité 1 Envisager la thérapie d'exposition. Vivre des d'évènements traumatiques, douloureux ou effrayants peut vous amener à les enfouir dans votre inconscient, ce qui vous empêche d'aller de l'avant. Cette forme de thérapie vous permet de contrôler vos symptômes ainsi que la peur d'un évènement anxiogène précisément en confrontant ce souvenir. Des études montrent que la thérapie d'exposition peut soulager l'anxiété et la peur associée à de mauvais souvenirs, mais cette forme de traitement nécessite la supervision d'un thérapeute ou d'un psychologue. Un thérapeute sera en mesure de vous aider à évaluer votre préparation ainsi que le nombre de sessions dont vous aurez besoin. Un thérapeute saura également vous détacher de ces souvenirs une fois la séance achevée [9] [10] . Si vous souhaitez essayer cette technique seul, ayez conscience que vous risquez d'aggraver votre situation. Consultez un thérapeute afin qu'il puisse vous expliquer le déroulement de cette thérapie. Si après avoir essayé la thérapie d'exposition, vos souvenirs sont toujours présents, demandez l'aide d'une spécialiste. 2 Souvenez-vous de ces instants en détail. Lorsque vous serez prêt, concentrez-vous sur les évènements, du début à la fin. Pensez aux petits détails comme votre tenue, les sons que vous entendiez, l'odeur dans l'air. Concentrez-vous le plus longtemps possible. Demandez-vous s'il y a un danger à l'horizon ou si la sensation de danger ne provient pas de votre corps. Cette technique peut se révéler être la plus efficace si vous la découpez en plusieurs sessions. Commencez par 5 minutes, puis augmentez la durée des séances jusqu'à ce que vous observiez que votre réaction n'est plus aussi forte. Avec le temps, ces souvenirs vous affecteront de moins en moins. Si vous ne parvenez pas à faire cet exercice dans votre tête, prenez un stylo et notez les détails sur une feuille de papier. Commencez par un brouillon que vous lirez durant la seconde séance. Séance après séance, relire cette retranscription des évènements ne sera plus aussi pénible. Ne retenez pas vos émotions. Criez, pleurez si cela est nécessaire. Cela vous permettra d'exprimer plus sincèrement votre peine ou votre colère [11] . 3 Essayez de passer à autre chose. Ayez la force de vous débarrasser de ces souvenirs et de ne plus les combattre. Prenez une profonde inspiration et laissez la peur et l'anxiété dont vous étiez prisonnier quitter votre corps afin de pouvoir guérir [12] . Vous pouvez également organiser une cérémonie rituelle. Si vous avez perdu un proche, vous pouvez allumer des bougies en souvenir de la personne ou relâcher des ballons symbolisant votre peine. S'il s'agit d'un évènement traumatique, vous pouvez décider de libérer vos émotions une journée dans l'année. Votre peine sera moins intense avec le temps. Aller de l'avant est un processus qui peut se révéler très long. Si vos souvenirs persistent, demandez l'aide d'un professionnel. Publicité 1 Allez voir un professionnel. Les mauvais souvenirs répétitifs peuvent indiquer que vous souffrez de stress posttraumatique. Il s'agit en général de pensées ou souvenirs intrusifs liés à un évènement traumatique vous poussant à éviter les éléments vous rappelant ce souvenir, avoir des pensées négatives, irrationnelles et persistantes au sujet de cet évènement et autres troubles du sommeil. Si vous observez l'un de ces symptômes, contactez un thérapeute ou un psychologue spécialisé dans le stress posttraumatique [13] . Vous pouvez par exemple suivre une thérapie cognitive comportementale, une thérapie de l'exposition ou un traitement médical. Discutez-en avec votre thérapeute. Vous pouvez aussi envisager une thérapie de désensibilisation et reprogrammation par mouvement des yeux. Il faut pour cela contacter un professionnel de la santé mentale qualifié. Il a été démontré que cette thérapie peut réduire les émotions et leur puissance associées à un souvenir traumatisant [14] . 2 Participez à un groupe de soutien. Même si vos proches vous soutiennent, il peut être plus efficace de rejoindre un groupe de parole composé de personnes ayant subi un traumatisme ou souffrant de stress et d'anxiété. Vous rencontrerez ainsi des personnes qui ont fait face aux mêmes épreuves et qui pourront vous partager leurs méthodes pour combattre le stress. Vous rencontrerez également de nouveaux amis. 3 Entourez-vous de personnes positives. Si vous désirez aller de l'avant, vous devez bien choisir les personnes qui vous entourent. Le bonheur fait partie d'une chaine de réactions et des personnes positives et joyeuses auront donc un effet positif sur votre moral [15] . La vie est courte ! Passez-la avec des personnes qui vous rendent heureux. 4 Entrez en contact avec votre côté spirituel. Vous pouvez par exemple faire de la méditation, prier ou vénérer une divinité afin de vous débarrasser de votre stress et de souvenirs douloureux [16] [17] . Avoir foi en l'avenir et comprendre le sens de votre vie peut vous permettre de surmonter les périodes difficiles. La spiritualité est un moyen efficace pour y faire face et retrouver confiance en soi. Publicité Conseils Reposez-vous sur vos amis et vos proches. Ces personnes peuvent vous permettre de vous changer les idées et devenir plus résilientes au stress. Publicité Avertissements La thérapie d'exposition doit être réalisée sous la supervision d'un spécialiste. Publicité Références À propos de ce wikiHow Cette page a été consultée 6 779 fois. Cet article vous a-t-il été utile ? Abonnez-vous pour recevoir la newsletter de wikiHow! S'abonner
  1. Ձасвуሆ ቁ чθፊева
  2. А αфосвуգ
Kasihsayang - orang yang berbudi sentiasa disayangi Pengajaran 1. Kita hendaklah menabur budi dengan ikhlas agar diingati masyarakat 2. Kita hendaklah berbuat jasa walaupun kecil 3. Kita mesti menghargai jasa dan budi yang dicurahkan oleh orang lain terhadap kita 4. Jangan melupakan jasa orang lain terhadap kita.
Sebagai manusia yang pada dasarnya hidup bersosial tentu wajar bila ada sikap saling tolong menolong. Akan tetapi kamu harus mengingat satu hal penting, yaitu ketika orang lain menolongmu saat kesulitan maka kamu harus membalas berarti dia menolongmu karena ingin pamrih, namun ada beberapa alasan yang akan menjelaskan mengapa kamu gak boleh lupa membalas kebaikan orang. Berikut ini lima di Sebagai bentuk rasa terima PiacquadioAlasan pertama kenapa kamu harus banget membalas kebaikan orang ketika ditolong ialah karena sebagai bentuk rasa terima kasih. Kamu bisa gantian menolongnya jika dia kesulitan, atau bersikap baiklah sebagai balasan Tidak melupakan jasa dan kebaikan yang kedua adalah sebagai bukti bahwa kamu tidak melupakan jasa atau kebaikan orang lain. Kamu tentu tahu kan soal peribahasa 'kacang lupa kulitnya', nah dengan membalas kebaikan orang ketika ditolong kamu jadi pribadi yang tahu diri dan tak lupa begitu saja dengan kebaikan hati orang di sekitarmu. Baca Juga 5 Cara Alternatif Saat Belum Mampu Membalas Kebaikan Orang Lain 3. Supaya hubungan baik terjalin hingga orang bilang kalau ingin hidupmu baik maka pastikan di sekelilingmu adalah orang-orang baik. Nah saat orang itu menolongmu ketika kesulitan tentu bukti kalau dia orang baik, maka balaslah kebaikannya agar kamu bisa menjalin hubungan baik seterusnya dengan dia. Biar orang-orang di sekitarmu adalah orang Attitude dalam hidup membalas kebaikan orang yang telah menolongmu bisa dibilang merupakan attitude dasar dalam hidup bersosial. Bahwa jangan sampai kamu hanya mau menerima kebaikan orang saja tanpa melakukan hal serupa pada orang Agar tidak jadi utang De RichelieuKemudian, tentu saja kamu harus membalas kebaikan orang saat ditolong supaya hal itu tidak menjadi utang budi bagimu. Meski mungkin dia melakukannya ikhlas, namun dengan membalas kebaikannya hal itu gak bakal jadi beban pikiran untukmu. Sebab utang budi itu lebih susah untuk dilunaskan daripada utang jangan hanya mau menerima kebaikan orang saja namun balaslah kebaikan yang orang lain lakukan untukmu. Baca Juga 5 Cara Elegan Membalas Orang-orang yang Menyepelekanmu, Jangan Minder! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Bukanhanya orang lain yang kurang menghargai kontribusi dan jerih payah kita. Bisa jadi kita juga begitu. Setidaknya, kita juga pernah melupakan kebaikan dan jasa orang lain. Meskipun mungkin kita tidak bermaksud begitu. Betapa banyak orang yang berbicara di podium kehormatan, kemudian mengucapkan terimakasih kepada teman-temannya di organisasi.
??21 **Nov**????2013?? **Written by Super User.** **Posted in Renungan** Kebanyakan orang mempunyai kecenderungan yang jelek di dalam hal ingat-mengingat tentang kebaikan dan keburukan orang lain; di mana kita tidak sanggup mengenyahkan ingatan buruk kita tentang kekurangan seseorang, sementara kebaikannya acap kali terlupakan begitu saja. Karena kecenderungan konyol tersebut, ketika diminta untuk menyebutkan jati diri seseorang, maka kita akan dengan sangat lancar membeberkan satu per satu bahkan secara terperinci kekurangan seseorang, tetapi akan tersendat-sendat dan seterusnya macet, tatkala berbicara tentang kebaikannya. Di dalam contoh ini, mungkin yang bersangkutan memang banyak celanya dan tidak pernah melakukan kebaikan apapun terhadap kita, tetapi kemungkinan yang lain adalah karena kita sering kali mengabaikan jasa baik dari orang lain. Jika dipikir secara mendalam, sebetulnya sikap melupakan jasa orang lain adalah masalah kepribadian yang sangat serius. Itu adalah cerminan kepribadian yang sangat negatif. Di dalam kisah eksodus bangsa Israel, kita dapat membaca betapa buruknya mentalitas umat pilihan itu yang baru saja mendapatkan pertolongan Tuhan tetapi kemudian dalam sekejap bersungut-sungut kepada Allah yang penuh rahmat pada mereka. Perhatikan dan camkan baik-baik, ketika kita tidak mengingat jasa baik seseorang, maka yang terjadi pada kita adalahPertama, kita adalah orang yang tidak bisa menghargai kebaikan orang lain. Ada orang yang beranggapan bahwa berbuat kebajikan adalah kewajiban moral setiap orang dan oleh karena itu, tidak ada sesuatu yang istimewa yang perlu dihargai. Sama seperti orang tua yang berjuang untuk membesarkan anak-anak mereka, itu adalah kewajiban mereka, bukan kewajiban orang lain. Seorang anak yang berpikir seperti itu pasti tidak akan menghargai jasa dari orang tuanya. Sungguh adalah sesat jika kita mempunyai anggap seperti itu. Seharusnya siapa pun yang berbuat kebaikan bagi kita, termasuk dari orang tua dan orang lain, kita patut menghargainya. Kita orang Timur memang tidak sehebat orang Barat di dalam hal memberi apresiasi atau penghargaan. Dan ketidakhebatan kita itu bukanlah sesuatu yang membanggakan. Dan hal yang tidak membanggakan itu terpantul dari ketidaksanggupan kita untuk berterima kasih. Ada orang memang tidak terdidik untuk mengucapkan kata terima kasih. Itulah sebabnya, tatkala menerima kebaikan dari orang lain, ia tidak mengerti untuk mengucapkan kata-kata tersebut, karena memang di dalam hatinya tidak ada kosa kata itu. Ungkapan “terima kasih” adalah istilah yang sangat sederhana. Tetapi di balik ucapan itu sebetulnya terkandung kualitas pribadi seseorang yang bisa menghargai serta rela menerima kebaikan dari orang lain. Berbicara tentang ucapan terima kasih, setelah mendapat budi baik dari seseorang, tidak cukup bagi kita hanya berkata terima kasih dalam bentuk verbal dan formal saja. Jadi, bukan sekedar basa-basi dan kesopanan kemudian seterusnya untuk dilupakan. Tuhan Yesus mendirikan Perjamuan Kudus adalah agar para pengikut tidak melupakan pengorbanan diri-Nya. Tentu tujuan Yesus tidak berhenti pada titik ucapan syukur atas pengorbanan itu. Sebab bagi Yesus, sikap dan tindakan kita setelah Perjamuan itu jauh lebih sudut pandang ini, kita boleh berkata bahwa ucapan terima kasih yang sejati adalah sebuah komitmen awal bahwa kita akan menghargai, mengingat dan mengenang kebaikan yang telah kita terima. Di dalam konteks seperti itu, manusia yang tidak tahu berterima kasih adalah manusia yang tidak sempurna mungkin kita telah menyepele jasa baik seseorang. Adakalanya kita merasa bahwa jasa seseorang terlalu kecil, tidak berarti, tidak terasa faedahnya dan karena itu bisa dianggap tidak ada. Sebetulnya setiap budi baik adalah sebuah bentuk pengorbanan dan seharusnya kita terbiasa untuk menghargainya sekecil apapun dan dalam bentuk apapun pengorbanan tersebut. Paulus menasihatkan Timotius untuk selalu mengingat orang yang telah mengajar kepadanya. 2 Tim 314Dengan demikian, menyepelekan jasa seseorang menunjukkan bahwa kita tidak bisa menghargai pengorbanan orang itu; pengorbanan tersebut kita dianggap sebagai hal yang biasa-biasa saja dan tidak dianggap. Sewajarnya, jasa yang patut diingat bukan saja atas perkara dan pengorbanan yang besar saja. Hal-hal yang remeh-temeh pun layak diingat dan dikenang sebab di dalam dunia yang sedemikian egosentris, perbuatan baik sekecil apapun tetap adalah sebuah paket yang istimewa. Ingat, kemampuan untuk mengingat jasa terkecil dari seseorang adalah menunjukkan kebesaran kita. Ketiga, kita telah maaf lupa diri. Selain tidak tahu berterima kasih, orang-orang pasti akan menempelkan label pada jati diri kita sebagai orang yang tidak tahu diri; kacang yang lupa dengan kulitnya. Dan semua umpatan itu pasti cukup manjur untuk mengubah roman muka kita menjadi merah yang rendah hati ketika berbuat baik biasanya tidak ingin dikenang. Tetapi, bagi kita yang pernah menerima kebaikan orang itu, adalah patut untuk selalu mengingat dan mengenang kebaikan itu. Jika tidak, maka keburukan kepribadian kita tidak dapat ditutupi lagi, sebab ketidakmampuan mengingat kebaikan orang lain bukanlah semata-mata persoalan keterbatasan memori, tetapi lebih merupakan cacat kepribadian yang memalukan. Jika selama ini kita sama seperti orang-orang pada umumnya, semoga setelah ini kita dapat mengoreksi diri sehingga setiap kebaikan yang pernah kita terima akan kita patri di dalam hati kita dan kita ceritakan kepada anak cucu kita kelak.**This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.** Filipi 4 6 “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” 1 Yohanes 47 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.. Amsal 24 14 Ketahuilah, demikian hikmat untuk jiwamu Jika engkau mendapatnya, maka ada masa depan, dan harapanmu tidak akan hilang.
GJfLS.
  • k9qjzwm54h.pages.dev/567
  • k9qjzwm54h.pages.dev/166
  • k9qjzwm54h.pages.dev/393
  • k9qjzwm54h.pages.dev/396
  • k9qjzwm54h.pages.dev/580
  • k9qjzwm54h.pages.dev/96
  • k9qjzwm54h.pages.dev/391
  • k9qjzwm54h.pages.dev/561
  • orang yang melupakan jasa orang lain